NPLOMBOK.id-Dibutuhkan komitmen dan keterlibatan semua pihak untuk menurunan angka kematian ibu  (AKI) di Lombok Timur. Terlebih mengingat tiga tahun terakhir kasus kematian ibu di Lombok Timur terus meningkat. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur membentuk Tim Perencanaan Penganggaran Terintegrasi (PPT) Kesehatan Reproduksi (Kespro).

Tim PPT Kespro diharapkan mampu menyusun perencanaan berdasarkan bukti, yang diawali dengan tahap pengumpulan data dasar, selanjutnya merancang intervensi sampai dengan pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasi upaya menurunkan AKI di daerah Lombok Timur.

Hal tersebut dikemukakan Bupati Lombok Timur, H.M. Sukiman Azmy pada Lokakarya Kepemimpinan Masa Depan Indonesia dalam Perencanaan dan Penganggaran Terintegrasi (PPT) yang berlangsung secara hybrid, Selasa (29/3).

Bupati yang hadir di Ruang Rapat Bappeda bersama Sekda mengingatkan kinerja tim PPT diharapkan pula mampu memetakan kebutuhan, memanfaatkan data dasar, menentukan indikator keberhasilan, serta pintu masuk intervensi.

Bupati pun meminta agar tim Kabupaten mengoptimalkan peran PPT Kespro pusat untuk meningkatkan pengetahuan demi terlaksananya PPT Kespro sebagai langkah strategis penurunan AKI.

Bupati juga menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, mulai dari Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), Kementerian Dalam Negeri, lembaga PBB UNPFA atas berkontribusi aktifnya.

Untuk diketahui, AKI Lombok Timur dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kasus pada tahun 2019 sebanyak 29 kasus atau 107,6 per seratus ribu kelahiran, dan selama pandemic kasusnya terus mengalami peningkatan, yaitu 43 kasus pada tahun 2020 (157,4) dan 45 kasus pada tahun 2021 (183,3).

Penyebab umum kematian ibu melahirkan di Lombok Timur disebabkan oleh preeklamsia. Penyebab lainnya adalah tidak diperiksanya sang ibu, usia tidak layak hamil, keterlambat keluarga memutuskan tindakan, keterlambatan mengetahui kondisi perlu atau tidak untuk dirujuk dan adanya penyakit kronis. (*)