NPLOMBOK.id-Ritual Bubur Puteq merupakan sebuah prosesi tradisi dalam masyarakat suku Sasak di Pulau Lombok.

Ritual ini biasanya dilaksanakan antara tanggal 1 hingga 10 Muharram, dalam kabisat penanggalan Islam. Tradisi ini masih bisa dijumpai hingga sekarang. Salah satunya di Desa Songak, Kecamatan Sakra, Lombok Timur.

Wakil Ketua Lembaga Adat Darmajagat Songak, Rofhil Khaerudin mengatakan, dalam ajaran agama Islam, sepuluh hari bulan Muharam memiliki banyak keutamaan diantaranya berpuasa dan menyantuni anak yatim.

“Dari pandangan budaya, ritual ini dimaknai sebagai pengingat proses penciptaan manusia,” terang Rofil Khaeruddin, saat memberikan penjelasan mengenai ritus tersebut di Masigit Bengan, Senin (8/8/2022)

Ritual semacam itu oleh masyarakat Lombok, kerap kali mempedomani tuntunan ajaran Islam. Mulai dari nash Al-quran juga dari kisah perjalanan para Nabi.

Seperti di Desa Songak terangnya, ritual ini berdasarkan firman Allah dalam Al quran, surat At Thariq. Yang mememrintahkan manusia untuk merenungi asal muasal penciptaan, dari air mani.

Bahkan alam ayat itu disebutkan, bahwa manusia diingatkan ia tercipta dari air yang hina.

Pertama, Nabi Adam Alaihis Salam bertobat kepada Allah dari dosa-dosanya dan diterima. Kedua, berlabuhnya kapal Nabi Nuh di bukit Zuhdi dengan selamat, setelah dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan membinasakan. Seusai berlayar, Nabi Nuh AS beserta umatnya kehabisan bekal. Mereka menemukan makanan berupa umbi-umbian dan biji-bijian.

Tapi jumlah makanan tersebut tak mencukupi, lantaran banyak umat yang selamat pada saat itu. Oleh karena itu, Nabi membuat bubur agar semua bisa menikmatinya.

Ketiga, selamatnya Nabi Ibrahim Alaihis Salam dari siksa Namrud, berupa api yang membakar. Keempat, Nabi Yusuf Alaihis Salam dibebaskan dari penjara Mesir karena terkena fitnah. Kelima, Nabi Yunus Alaihis Salam yang selamat, keluar dari perut ikan hiu.

Keenam, Nabi Ayyub Alaihis Salam disembuhkan Allah dari penyakitnya. Ketujuh, Nabi Musa Alaihis Salam dan umatnya kaum Bani Israil, selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah. Kala itu bersama umatnya yang berjumlah sekitar lima ratus ribu orang selamat memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka. Dan tanggal 10 Muharram, Nabi Muhammad membelah bulan.

Dasar lainnya, terangnya, mengambil pelajaran dari kisah Nabi Nuh AS. Dalam sirah, Nabi Nuh AS menyelamatkan umatnya dengan membuat kapal. Benda itu dibuat lantaran azab Allah akan turun berupa banjir yang sangat besar.

Ilmu kesehatan, jenis seperti umbi-umbian dan biji-bijian ini memiliki kandungan yang dari situlah air mani ada.

Ia menjelaskan, jika dulu semua bahannya terbuat dari umbi-umbian dan biji-bijian. Namun saat ini, lantaran keduanya sudah menipis maka kedua jenis bahan itu hanya menjadi syarat dan dicampur dengan tepung beras.

“Dari situlah pondasi awalnya, bahan dasar tepung beras dicampur dengan umbi-umbian dan biji-bijian,” ucapnya

Pria yang karib disapa Rofhil menjelaskan, pandangan lain dalam perspektif budaya, Muharam diibaratkan titik awal kelahiran Nabi Muhammad. Dalam bulan itu, Nabi masih dalam bentuk air mani yang terpancarkan ke dalam rahim.

 Kemudian, bulan dua dalam kalender Islam yakni Safar. Di bulan ini nantinya akan dilaksanakan ritual Bubur Beaq, yang berarti telah menjadi darah.

 Lalu di bulan Rabi’ul Awal atau yang dikenal dengan Maulid. Di bulan ini lazim diketahui sebagai bulan kelahiran Nabi.

“Jadi dasarnya itu, agar kita ingat dari mana kita lahir. Kita lahir itu dari air mani yang dalam ayat Alquran disebut air hina,” ucapnya.

Ia pun membeberkan alasan kenapa memperingati proses penciptaan. Ini agar manusia tak sombong dan menjadi “tuhan” baru di bumi. (**)