NPLOMBOK.id-Masyarakat Adat Dusun Batu pandang, Desa Sapit, Kecamatan Suela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar ritual Bebubus Batu. Rabu, 9 Februari 2022.

Hal itu merupakan tradisi leluhur yang dilakukan secara turun-temurun di saat musim tanam dan panen hasil pertanian.

Bubus yang diritualkan itu adalah sejenis obat tradisional yang akan digunakan oleh masyarakat untuk mengusir hama yang terdapat pada tanaman padi.

Masyarakat yang ingin melakukan pembubusan bisa mendapatkannya pada mangku adat.

Menurut Sukiman, mangku adat Batu Pandang mengatakan tradisi tersebut rutin dilaksanakan dua kali dalam setahun yaitu pada musim tanam dan panen hasil pertanian.

Dengan ritual itu, diharapkan hama berupa burung, dan hewan lainnya tidak mengganggu tanaman.

“Pada zaman dahulu, sebelum adanya pupuk, kami terbiasa menggunakan bubus yang diletakkan pada saluran irigasi persawahan,” tuturnya.

Selain itu, kata dia, tidak diperbolehkan untuk membunuh burung ketika mendatangi tanaman, hal itu merupakan salah satu pesan dari nenek moyangnya.

Foto: Acara ritual bebubus batu

Dia juga mengungkapkan banyak potensi situs sejarah yang masih tersimpan di Dusun Batu Pandang. Termasuk dengan adanya benda-benda bersejarah dari perunggu, perhiasan emas dan pernak-pernik sejenisnya.

Masing-masing benda penemuan tersebut menjadi bukti sejarah yang diyakini telah ada sebelum kedatuan Selaparang Lombok.

Dengan ritual yang digelar itu merupakan salah satu cara melestarikan atau mempertahankan tradisi adat dan budaya yang ada di Batu Pandang. Sehingga dapat memberi manfaat bagi penerus di masa mendatang ditengah geliat perkembangan dan kemajuan zaman.

Menanggapi kegiatan tersebut, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Timur, Muhammad Nursandi mengatakan kegiatan masyarakat adat di Desa sapit bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang ingin mengunjungi desa wisata sapit.

“Itu adalah kegiatan murni dari masyarakat dalam mempertahankan tradisi warisan leluhur, sehingga memiliki kekuatan tersendiri dan merupakan kekayaan khasanah budaya kita,” katanya. (Rji)