NPLOMBOK.id-Pemuda merupakan asset bangsa yang perlu mendapat perhatian serius dalam penyelenggaraan sistem kehidupan berbangsa dan bernegara. Meningkatkan kualitas sumber daya pemuda sangat penting karena merekalah pewaris tongkat estafet kepemimpinan dimasa depan, yang diharapkan mampu membangun Indonesia yang maju, adil dan sejahtera.

Dalam perkembangannya, pemuda di era globalisasi sekarang ini dihadapkan dengan berbagai kondisi yang cukup berat, penuh persaingan, menyebabkan peluang dan kesempatan mendapat pekerjaan yang memadai, kian sempit. Kecuali pemuda-pemuda yang memiliki kompetensi dan kreatifitas menciptakan produk. Hanya merekalah yang dapat bersaing di tengah-tengah tingginya tingkat persaingan di masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, dalam rangka hari pemuda ke 91 yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, Rohman Farly yang pernah menjadi Ketua KNPI Lombok Timur berharap besar pemuda mampu memaksimalkan semua potensi yang dimiliknya.

“Pemuda itu harus bisa mengupgrade kemampuan dirinya, harus mampu memposisikan diri sebagai pemberi, bukan penerima, karena tangan diatas itu lebih baik dari pada tangan yang dibawah,” ujarnya.

Bakal calon Walikota Mataram ini juga mengatakan, jika berbicara tentang pemuda hari ini, ada harapan besar bahwa bangsa ini akan menjadi maju di masa depan ketika mereka siap secara mental, ilmu, keterampilan dan ideologi. “Tapi faktanya, pemuda saat ini banyak yang mengaku menganggur, bukan hanya yang berpendidikan menengah kebawah, termasuk juga menengah keatas,” lanjutnya.

Karena itulah Rohman Farly menganggap bahwa urusan ini bukan hanya dibebankan sepenuhnya kepada para pemuda. Harus ada upaya-upaya inisiasi sehingga mereka menjadi pribadi-pribadi yang aktif dan tidak terkesan pasrah menerima keadaan. “Pemuda harus mampu membaca potensi sekaligus memaksimalkannya sehingga bisa diterima dunia kerja. Akan lebih baik lagi kalau mereka mampu menciptakan peluang kerja sendiri yang justru menghasilkan lapangan kerja baru bagi yang lain,” tegasnya.

Lebih jauh, Rohman Farly yang saat ini masih menjabat sebagai Sekda Lombok Timur, menegaskan bahwa meskipun dalam amanat konstitusi dikatakan pemerintah harus mampu menyiapkan lapangan kerja dan menciptakan pemuda yang kreatif, akan tetapi jika mengacu pada penduduk NTB yang mana Kota Mataram bisa dikatakan sebagai miniaturnya, maka pemuda tidak harus berpangku tangan menunggu peluang dari pemerintah. Pemuda harus berusaha semaksimal mungkin mencari peruntungannya, karena Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak mengubah nasibnya sendiri.

“Jadi jika dianalogikan kepada seseorang, maka tidak akan berubah nasib orang itu jika dia tidak mau mengubah nasibnya sendiri. Caranya, ya kerja, kerja dan kerja,” ujarnya sambil menyitir istilah yang sering diungkapkan Presiden Jokowi dalam pidatonya, yakni jangan pernah berhenti berfikir dan bekerja.

Terakhir, Rohman Farly berharap supaya para pemuda bisa bersatu, dengan begitu mereka akan menemukan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia yang besar, yang dalam prosesnya memerdekakan diri dari penjajah tidak lepas dari keterlibatan para pemudanya. “Inilah makna sumpah pemuda yang semangatnya harus terus diteladani oleh pemuda-pemuda kita hingga kapanpun,” katanya menutup wawancara. (Ht-01)