NPLOMBOK.id-Hari raya Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat muslim setelah menjalani puasa selama 1 bulan penuh pada bulan ramadhan. Pada bulan yang penuh ampunan ini, dianjurkan untuk memperbanyak beramal baik, bersedekah kepada sesama, berzakat, hingga menjelang Idul Fitri (lebaran-red) dimana setiap orang saling memaafkan.

Tradisi jelang lebaran tentu beranekaragam sesuai daerah masing-masing, salah satunya adalah tradisi ngejot yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lenek di Lombok Timur. Tradisi para leluhur desa yang dikenal sejak dahulu kala ini, digelar kembali untuk melestarikan budaya yang syarat akan makna dan manfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat khususnya di Desa Lenek.

Tradisi ini oleh para tokoh masyarakat dan pemerintah desa dikemas dalam bentuk Festival yang disesuaikan dengan kondisi kekinian untuk mengenalkan tradisi leluhur kepada generasi muda sekaligus sebagai atraksi budaya yang nantinya menjadi daya tarik bagi masyarakat luas untuk mengenal Desa Lenek.

Tentunya pemerintah daerah tidak luput perhatiannya kepada gelaran Festival Ngejot ini, hal tersebut dapat dilihat dari setiap pagelaran festival dilaksanakan selalu dihadiri oleh para pejabat pemerintah mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten hingga provinsi.

Tahun 2022 ini setelah sempat tidak terselenggara akibat pandemi Covid-19, Wakil Bupati Lombok Timur, H. Rumaksi Sj menyempatkan diri hadir mengikuti rangkaian acara ngejot yang bertajuk Festival Ngejot Paer Lenek ke-6 yang berlangsung pada Minggu (1/5) di Lapangan Umum Wirangbaya Lenek.

Sepanjang jalan, masyarakat beriringan membawa berbagai jenis sajian aneka makanan, kain dan sarung yang dibawa dengan dulang untuk diserahkan kepada pemimpin, keluarga, tokoh adat, tokoh agama, dan kerabat lainnya.

Selain Wabup Rumaksi, Gubernur NTB Zulkieflimansyah juga turut menghadiri festival tersebut. Menurutnya kegiatan itu merupakan tindakan yang mulia terhadap sesama, karena itu ia berharap tradisi ngejot dapat diselenggarakan di daerah-daerah lainnya.

Para tamu undangan, tuan guru, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat lainnya menuju pepaosan ngejot yang terletak di tengah-tengah lapangan. Selanjutnya Duta Paer Lenek secara simbolis menyerahkan dulang ngejot bersamaan dengan pelepasan peserta festival. (*)