NPLOMBOK.id-Ajang pemilihan Terune Dedare yang tiap tahun digelar oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur memasuki tahap akhir, Sabtu malam (26/10) kemarin dan dipusatkan di Lapangan Tugu Selong. Ajang yang merupakan rangkaian dari Pekan Pesona Gumi Selaparang itu memunculkan nama Abdul Azizurrahman dan Yulia Santika yang terpilih sebagai Terune Dedare Lombok Timur tahun 2019. Aziz dan Yulia berhasil menyisihkan lebih dari 150 peserta yang ikut mendaftar sejak September lalu.
Berhasil memperoleh predikat runer up satu dan dua masing-masing pasangan Teddy Ridwan Hermawan dan Sherly Tresia Apria Sanur serta pasangan Ahmad Mujahid dan Sylvia Maulida Damayanti.
Selain kategori umum, pihak panitia juga memberikan penghargaan kepada peserta dengan kategori Terfavorit berdasarkan pilihan masyarakat pengguna media sosial, kategori Photogenic yang dipilih berdasarkan hasil sesi pemotretan (Fotogenik) dan kategori peserta berbakat berdasarkan penilaian langsung dewan juri.
Salah seorang anggota panitia yang sekaligus juga Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata, Muhir, kepada NPLombok mengatakan bahwa event ini dihajatkan untuk membuka ruang bagi anak-anak muda yang ingin mengembangkan kapasitasnya untuk menunjukkan bakat dan kemampuan khususnya di bidang pariwisata. “Itulah sebabnya materi kami siapkan secara matang, bukan hanya wawasan umum, tetapi juga wawasan peserta mengenai kebudayaan dan pariwisata, termasuk tes yang berkaitan dengan IQ dan kemampuan berbahasa Inggris,” jelasnya.
Foto: Malam Final Pemilihan Terune Dedare 2019
Ajang yang pendaftarannya dibuka sejak September lalu itu sebelumnya telah melewati beberapa tahapan yang cukup ketat. Dari jumlah pendaftar yang mencapai lebih dari 150 peserta, hanya 40 peserta yang berhasil mengikuti penilaian tahap kedua, masing-masing 20 peserta untuk Teruna dan Dedare. Pada tahap ini seluruh peserta harus melalui proses karantina dan melewati beberapa test seperti pemotretan, wawancara seputar dunia kepariwisataan, test wawasan hingga kepada penilaian yang dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui media sosial.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur Dr.H. Mugni, SS, M.Pd, disela-sela acara penutupan menyinggung pentingnya penggunaan bahasa Sasak dan panggilan nama Sasak. “Di dunia modern seperti sekarang ini lambat laun istilah sasak bisa menjadi punah, jadi budaya dan tradisi adalah daya tarik dalam terminologi kepariwisataan,” ungkapnya, sambil menyatakan komitmennya untuk memberdayakan semua peserta yang telah berpartisipasi dalam event tahunan ini. (Kl-05)