NPLOMBOK.id-Dibanding cabang-cabang seni lainnya, seni kaligrafi jarang kita dengar. Tentu saja bukan tanpa alasan kalau kemudian seni yang biasanya berkembang di pondok-pondok pesantren ini, seperti dianaktirikan oleh para pecinta seni. Obyek goresannya yang biasanya berisi kandungan Al-Qur’an dengan ornamen garis membentuk pola tumbuh-tumbuhan kadang dianggap membosankan dan kurang kreatif.
Akan tetapi, melalui goresan tangan Abdul Fattah Jihadi, pemuda kelahiran Karang Sukun, Kecamatan Selong, pendapat itu bisa terabaikan. NPLombok yang berkesempatan berkunjung ke rumahnya yang berhadapan dengan Lapangan Porda Selong ini, disambut beberapa karya Jihadi, nama panggilannya, di hampir semua sudut rumahnya yang sederhana. Pintu rumah berbahan tripleks nampak indah oleh balutan cat minyak berbentuk kaligrafi yang kaya warna-warna natural berkelas dengan tembok rumah yang menampilkan lukisan pemandangan alam. Sementara di ruang tamu tanpa kursi dan meja, deretan karya-karya kaligrafi makin membuat karakter pemiliknya bisa terbaca.
NPLombok menemukan Jihadi sedang fokus di studio kecilnya. Deretan piala, cat warna, kertas dan kanvas diatur rapi dalam ruangan yang berukuran 2 x 3 meter. Dari sinilah karya-karya Jihadi yang kelak kemudian memperoleh pengakuan secara nasional, lahir. Bukan hanya karya konvensional dalam media kertas maupun kanvas, akan tetapi karya-karya kreatif dengan berbagai pendekatan.
Jihadi menyambut kami dengan senyum ramah dan malu-malu, menampakkan karakternya yang pendiam. Akan tetapi, manakala Jihadi mulai menceritakan dunia yang digelutinya, tidak ada yang akan menyangka kalau pria kelahiran 20 Juni 1995 itu memiliki sifat pendiam. Dengan lancar ia bisa menceritakan pembagian gaya-gaya seni kaligrafi dengan runtut dan detail.
Penasaran dengan semua pengalaman Jihadi? Berikut petikan wawancara NPLombok dengan Jihadi di studionya yang sederhana. (Hasil petikan wawancara diedit seperlunya sesuai EYD-red)
Sejak kapan mulai mengenal kaligrafi?
Saya tahu kaligrafi pertama kali di Madrasah Tsanawiyah. Hanya tahu saja. Kemudian saat duduk di bangku Aliyah, saya mulai merasa jatuh cinta, karena memang kaligrafi diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran.
Yang diajarkan di Aliyah, apakah cukup membantu sehingga menghasilkan karya seperti sekarang?
Tidak. Menurut saya, di bangku Aliyah hanya cukup untuk pengenalan-pengenalan dasar saja.
Berarti Anda belajar teknik kaligrafi lagi di tempat lain?
Benar. Sejak lulus Aliyah saya masuk Ma’had di NW Pancor tahun 2013. Setelah satu tahun setengah, kemudian saya memutuskan berhenti. Saya mendengar kalau ada satu pondok pesantren di Jawa Barat yang mengajarkan kaligrafi sekalian mondok. Meskipun pada awalnya rencana saya ditentang oleh orang tua, akan tetapi melihat kemauan saya yang besar, Alhamdulillah saya diijinkan.
Berapa lama Anda belajar kaligrafi di pondok pesantren itu?
Saya belajar selama satu tahun, dari tahun 2015 dan selesai tahun 2016.
Pengalaman apa saja yang Anda peroleh selama di Jawa terkait dengan kaligrafi?
Sangat banyak. Saya belajar teori dan praktik sekaligus. Saya jadi mengetahui aliran-aliran dalam seni kaligrafi. Semua ini membantu saya dalam mengasah teknik dan keterampilan saya sehingga saya bisa lebih dan lebih cepat bekerja.
Bisa ceritakan aliran dalam kaligrafi?
Ada empat aliran: mushaf, dekorasi, naskah dan kontemporer. Kategori ini yang sering dilombakan di Indonesia, sedangkan aliran Kaligrafi murni biasanya dilombakan diluar negeri.
Gaya kaligrafi yang paling Anda sukai?
Saya menyukai semuanya karena kebetulan saya bisa melakukannya.
Ada rencana komersialisasi?
Saya dan beberapa teman, pernah membuatkan hiasan kaligrafi di salah satu kubah Masjid di Lombok Timur.
Kemampuan dan ketelitiannya mengolah huruf dan warna mengantarkan Jihadi kerap memenangkan beberapa lomba kaligrafi, tidak hanya pada tingkat kabupaten dan provinsi, bahkan tingkat nasionalpun pernah diraihnya dengan menyabet juara I kategori Kaligrafi Dekorasi pada lomba tingkat mahasiswa yang diadakan Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat.
Kini Jihadi terus mengembangkan seni kaligrafinya dengan merintis komunitas kaligrafi dikampusnya. (Ht-01)