NPLOMBOK.id-Yayasan Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA) pada Kamis 29 Juli 2021 meluncurkan buku panduan yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan penyandang disabilitas dalam mengakses informasi. “Panduan Produksi Media Aksesibel bagi Penyandang Disabilitas” akan membantu media, pemerintah, swasta dan pembuat konten lainnya mengembangkan cara mereka menyampaikan informasi kepada kelompok orang dengan gangguan pendengaran, penglihatan, dan intelektual.

Diterbitkan sebagai bagian dari Proyek ACTION (Warga Aktif Membangun Solidaritas dan Ketahanan dalam Menghadapi COVID-19 atau Active Citizens Building Solidarity and Resilience in Response to COVID-19), buku panduan ini berisi langkah-langkah untuk memproduksi materi media yang aksesibel seperti video, infografis, poster, dokumen, dan presentasi. Buku panduan ini juga menjelaskan teknik pendistribusian materi media yang aksesibel melalui media sosial, aplikasi pesanan, dan situs web. Didanai oleh Uni Eropa, proyek ACTION dikoordinir oleh Hivos dan diimplementasi bersama dengan SAPDA, Institut KAPAL Perempuan, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK), dan Pamflet Generasi di lima provinsi di Indonesia.

Peluncuran buku panduan ini disertai dengan serangkaian diskusi virtual untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya membuat informasi lebih mudah diakses oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas. Diskusi juga bertujuan untuk mendapatkan masukan tentang peningkatan aksesibilitas berbagai jenis media dan outlet. Turut hadir dalam diskusi tersebut adalah perwakilan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Satgas COVID-19 Nasional dan Daerah, Pemerintah Kota Yogyakarta, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah, organisasi penyandang disabilitas, perangkat desa, media dan masyarakat yang peduli terhadap isu aksesibilitas media.

Dalam acara tersebut, SAPDA dan CISDI juga memperkenalkan produk kampanye media yang aksesibel tentang COVID-19 dalam bentuk video dan infografis.

Direktur SAPDA Nurul Saadah mengatakan “SAPDA menyusun panduan produksi media aksesibel untuk menjawab kebutuhan khusus penyandang disabilitas akan informasi. SAPDA ingin memastikan bahwa semua media yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan informasi penyandang disabilitas dengan berbagai bentuk media dan metode penyampaiannya.”

Nurul berharap panduan dan contoh media aksesibel yang diperkenalkan dapat menjadi referensi bagi produsen media untuk menjangkau audiens penyandang disabilitas. “Selama ini pegiat dan produsen media menghadapi tantangan terkait cara menyampaikan informasi melalui media yang tepat kepada audiens penyandang disabilitas. Keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan membuat mereka sulit melakukan penyesuaian media terhadap kebutuhan khusus penyandang disabilitas yang beragam. Pegiat dan produsen media juga memiliki kesadaran yang kurang tentang keberadaan anggota masyarakat penyandang disabilitas,” jelasnya.

Sementara Manajer Program ACTION-CISDI Citra Kusuma mengatakan “Informasi yang tepat sangat penting dalam komunikasi risiko dan informasi. Jenis informasi ini harus tersedia bagi semua orang tanpa ada yang tertinggal. Dengan adanya media aksesibel untuk seluruh masyarakat, termasuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas, mereka akan tahu apa yang harus dilakukan untuk melindungi diri dan keluarganya. Semua orang harus ikut ambil bagian dalam pencegahan penularan COVID-19.”

Direktur Eksekutif Hivos Edwin Huizing menambahkan, “Hivos percaya bahwa masyarakat dan institusi harus menghormati semua hak asasi manusia, termasuk kelompok rentan dan masyarakat yang terpinggirkan. Meningkatkan kesadaran diantara produsen media, organisasi masyarakat sipil dan lembaga lain tentang pentingnya informasi yang inklusif dan aksesibel sangatlah penting, terutama di masa pandemi ini ketika informasi harus dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Itu membuat pekerjaan proyek ACTION sangat relevan. Bersama dengan mitra lokal dalam proyek ACTION, kami dapat memastikan penyandang disabilitas memiliki akses ke fasilitas kesehatan dan upaya pemulihan ekonomi dan sosial.” (Red)