NPLOMBOK.id-Tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2015 tentang Hari Santri. Ditetapkannya tanggal 22 Oktober tidak lepas dari peran santri dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dimana tanggal tersebut bertepatan dengan resolusi jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari seorang ulama dan pahlawan nasional.

Di Lombok timur peringatan Hari Santri Nasional digelar di halaman Kantor Bupati Lombok Timur yang dihadiri oleh seluruh pimpinan pondok pesantren, santri, ASN dan TNI-Polri, Minggu 22 Oktober 2023.

Pj. Bupati Lombok Timur H. Muhammad Juaini Taofik, sebagai inspektur pada upacara peringatan hari santri tingkat Kabupaten Lombok Timur menyampaikan apresiasinya kepada pimpinan dan seluruh elemen pondok pesantren yang ada di Lombok Timur atas kontribusinya memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan Pendidikan.

Menurutnya Jumlah 257 pondok pesantren yang ada di Lombok Timur telah berhasil mewujudkan satu desa satu santri mengingat jumlah desa/ kelurahan di Lombok Timur adalah 254. Di samping itu pula keberadaan pondok pesantren diyakini telah mengangkat usia harapan sekolah di Lombok Timur,.

“Makna konkritnya adalah seluruh santri kita sudah tidak ada lagi yang tidak melanjutkan sekolahnya. Kalaupun ada jumlahnya sangat kecil,” ungkapnya.

Kondisi tersebut dinilainya sebagai perwujudan jihad intelektual untuk memberantas kebodohan dan ketidakpahaman serta ketertinggalan. Hal itu pun selaras dengan tema peringatan hari santri tahun ini yaitu jihad santri jayakan negeri.

“Tantangan santri dan seluruh komponen bangsa hari ini bukanlah perjuangan fisik, tetapi bagaimana bersama-sama, bahu membahu, berkolaborasi, bersinergi untuk melawan penyakit yang namanya kebodohan, kemiskinan,” jelasnya.

Kegiatan dirangkaikan dengan pelaksanaan shalat istisqa sebagai upaya meminta pertolongan Allah SWT untuk turunnya hujan, mengingat musim kemarau yang melanda diperparah oleh El Nino yang menyebabkan sumur-sumur warga mulai mengering. (*)