NPLOMBOK.id-Polemik pelibatan tuan guru atau tokoh agama yang membantu Polres Lombok Timur pada penanganan aksi Hari Buruh (May Day) dan Hari Pendidikan Nasional di depan halaman Kantor Bupati Lombok Timur, Senin (3/5), mendapat tanggapan yang beragam dari kalangan para aktivis, tokoh agama dan tokoh pemuda se-Lombok Timur. Salah satunya dari Gerakan Pemuda Ansor Lombok Timur.

Menurut Ketua GP Ansor Lotim, Arif Rahman Maladi, pelibatan tokoh agama sebenarnya bukan kali ini saja digunakan Polri untuk meredam berbagai konflik yang ada di masyarakat.

“Polri selama ini berusaha mengedepankan pendekatan humanis untuk penyelesaian masalah-masalah di masyarakat,” ungkap Arif.

Terkait dengan kejadian pelibatan tokoh agama dalam menjaga aksi May Day di Lombok Timur, GP Ansor Lombok Timur mengajak semua pihak untuk menahan diri dalam bersikap.

Selanjutnya, GP Ansor Lotim menilai bahwa pemahaman masyarakat kita bahwa tokoh agama atau tuan guru adalah tokoh yang sakral dan memiliki marwah yang harus dijaga. Oleh karena itu, dengan kondisi atau pandangan masyarakat yang beragam saat ini, agar para pihak menahan diri dan berpikir positif.

Arif juga menambahkan, ia melihat ada niat baik Polres Lombok Timur yang melibatkan beberapa tokoh agama itu sebagai salah satu pendekatan humanis, minimal dengan atribut dan simbol agama yang ada para demonstran yang sedang menyuarakan pendapatnya dapat menahan amarahnya dan menghindari tindakan anarkis mengingat pelaksanaan aksi unjuk rasa dilaksanakan pada bulan Suci Ramadhan dan masih dalam masa pandemi Covid-19.

GP Ansor berharap kedepannya Banser NU siap diajak bekerjasama oleh Polres Lombok Timur jika dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Polres Lotim.

“Ini hanya miskomunikasi dan berbeda penafsiran saja dan hal itu lumrah dan perbedaan itu sebuah fitrah,” tambahnya

Melalu aksi unjuk rasa tersebut, ada dua hal positif yang bisa diambil, pertama terjadinya protes menunjukan bahwa masyarakat ingin menjaga marwah ulamanya, namun di sisi lain Polri terus berinovasi untuk menjadi institusi yang humanis dan presisi sesuai cita-cita Kapolri yang baru.

“Semoga Polres Lombok Timur tetap menjaga marwah para tuan guru di Lombok Timur,” tutupnya. (Man)