NPLOMBOK.id-Pandemi Covid-19 yang melanda hingga kini, memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat. Tidak hanya kesehatan, dunia usahapun mengalami pasang surut yang cukup ekstrim. Salah satu usaha produk kreatif yang ikut merasakan dampak ini adalah produk screen printing, atau yang biasa dikenal dengan istilah sablon. Sablon merupakan salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya berbahan dasar nylon atau sutra.

Khususnya di Lombok Timur usaha ini awalnya tumbuh berkembang dengan pesat beberapa tahun sebelumnya, namun akibat pandemi omset para sabloner mengalami penurunan drastis.

Salah seorang sabloner Lombok Timur, Dani, yang ditemui Nplombok (23/1) mengakui kondisi tersebut memang berawal dari masuknya pandemi Covid-19 di Indonesia awal tahun 2020 lalu. Ditambah lagi adanya kebijakan pemerintah yang memberlakukan pembatasan aktivitas bagi masyarakat guna menekan penyebaran Covid-19, juga menjadi salah satu penyebab merosotnya pendapatan.

“Dua bulan setelah Covid memang sangat terasa, waktu itu sebelum lebaran. Temen-temen sabloner juga mengeluh akibat banyak orderan tertunda bahkan batal karena beberapa event yang akan digelar oleh pelanggan tidak dapat terlaksana, jadi hampir tidak ada pesanan dibanding tahun sebelumnya,” ungkap Dani.

Menurutnya, kondisi usaha para sabloner umumnya di Lombok Timur dalam menghadapi pandemi ini memang tidak sama, karena segmen pasarnya berbeda-beda. Walaupun terjadi penurunan omset, namun order yang datang untuk baju komunitas masih dirasa normal, sedangkan order baju-baju kelas memang terasa penurunannya akibat aktifitas sekolah yang diliburkan.

Untuk menyemangati dan juga bangkit dari kondisi ini, Dani,  dan komunitas sablonnya tetap mengadakan diskusi rutin setiap bulan untuk mengupdate perkembangan dan memecahkan masalah anggota pada workshop masing-masing.

“Bertepatan dengan satu tahun berdirinya komunitas sablon Lombok Timur, tanggal 16 hingga 17 januari kemarin kami mengadakan camping di Gili Kondo, sebagai ajang bersilaturrahmi dan sharing perkembangan sablon sekaligus mengenalkan obyek wisata di Lombok Timur untuk para sabloner yang ada di luar daerah,” ungkapnya.

Acara yang bertema Slowtime ini, mengajak komunitas untuk bersantai sejenak sambil mencari inspirasi untuk menemukan ide-ide kreatif yang nantinya dituangkan pada desain produknya. (Ht)