NPLOMBOK.id-Fenomena penghobi burung Kecial Kuning hampir merata diseluruh wilayah di Lombok Timur. Burung dengan suara kicauan yang keras dan merdu ini ternyata digemari oleh semua kalangan, baik yang sekedar ingin memelihara sampai kepada penghobi yang maniak kontes.
Burung yang juga dikenal dengan sebutan pleci atau burung kacamata ini memiliki ciri yang hampir sama, baik di Lombok maupun diluar daerah. Dengan warna kuningnya yang khas dan lingkaran putih di kedua matanya, burung ini ternyata kerap dibandrol hingga puluhan juta rupiah.
Jangan heran dengan bandrol fantastis itu, karena hanya berlaku untuk Kecial Kuning pemenang kontes. Konon semakin sering burung itu juara, maka harganya akan semakin tinggi. Seperti penuturan salah seorang pemilik burung Kecial di Desa Terara, yang ditemui NP Lombok (5/3) dirumahnya. Is namanya, 2 koleksi burung Kecial Kuningnya dijuluki Kenji dan Bad Boy.
Menurut penuturannya, nama Kenji disematkan karena saat ikut lomba, gaya dan gerakannya saat di cangkringan begitu lincah mirip seperti tokoh film laga yang bernama Kenji. Kicauannya yang keras dan merdu membuatnya memenangkan banyak turnamen lokal yang diadakan di Lombok Timur.
“Kenji sering memenangkan turnamen-turnamen di Lombok Timur, terakhir kita mengikuti even besar tahun 2018, dan dapat juara 7 dan 8. Waktu itu yang juara 7 dihargakan sepuluh juta rupiah dan juara 8 tiga juta rupiah,” terangnya.
Baca juga Derajat Burung, Aceng dan Edon
Beda lagi dengan Bad Boy yang berhasil menjadi juara 1 pada kontes Kecial Kuning yang diadakan di Desa Kotaraja beberapa waktu lalu. Ia menambahkan untuk menjadikan Kecial Kuning juara memang bukan hal yang mudah, layaknya seorang atlit burung Kecial juga harus sering dilatih.
“Intinya kita harus menyatu dan mengetahui karakternya. Bentuk sangkar dan cangkringannya juga perlu diperhatikan, kita harus memahami maunya burung itu, apa yang menjadi keinginan mereka, kita harus peka,” ungkapnya.
Karena sering memenangkan kontes, kini burung kecial koleksinya sering ditawar dengan harga puluhan juta rupiah. Tapi ia masih enggan untuk menjualnya.(Man)