NPLOMBOK.id-Pokmaswas, Kelompok Masyarakat Pantai Selatan (Kompas) menyelenggarakan Festival Bale Mangrove “Sinergi Hebat Tebar Manfaat” yang berlangsung dari tanggal 5 – 10 Februari 2022, di Ekowisata Bale Mangrove, Dusun Poton Bako, Desa Jerowaru.
Pengelola Bale Mangrove, Lukmanul hakim menyampaikan, rangkaian kegiatan dimulai dengan Clean up areal Bale Mangrove, Balap sampan, Lomba Foto selfie dan akan ditutup dengan kegiatan penanaman pohon mangrove.
“Kegiatan ini kami harapkan sebagai salah satu upaya mempromosikan destinasi ekowisata Bale Mangrove kepada masyarakat luas, sehingga nantinya terjalin sinergi yang hebat untuk sama-sama menebar manfaat,” ungkapnya saat menyampaikan laporan panitia, Sabtu (5/2).
Acara festival dibuka langsung oleh Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Timur, dr. Kurnia Akmal. Dalam sambutannya mengatakan, ekowisata bale mangrove harus dijadikan sebagai tempat yang indah, nyaman dan bersih agar semua merasakan manfaat kedepannya.
“Menjaga keindahannya, kelestariannya dan terus memperluas wilayah hutan mangrove yang ada di Kabupaten Lombok Timur,” harapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, sesuatu yang bermanfaat menurutnya tak bisa lepas dari pengelolaan yang baik dari semua unsur, baik pusat, daerah, hingga pemerintah desa harus bersinergi. Termasuk hadirnya pemuda yang telah membawa perubahan dalam menginisiasi pemanfaatan hutan bakau sebagai tempat yang menarik.
Sementara itu, anggota DPRD Provinsi NTB, H. Edwin Hadiwijaya, sangat mengapresiasi inisiasi dan semangat pemuda yang telah mampu menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan potensi di lingkungannya. Khususnya pemanfaatan hutan mangrove sebagai destinasi ekowisata.
“Tanpa disadari para pemuda ini telah menjaga ekosistem dengan manjadikan hutan mangrove sebagai destinasi ekowisata,” katanya.
Bahkan lanjut Edwin, program nasional rehabilitasi hutan mangrove telah dimulai sejak tahun 2021 sampai 2024. Sehingga ia sangat menghargai gerakan para pemuda di Poton Bako, yang telah berupaya melestarikan hutan mangrove.
“Kekuatan hutan mangrove ini diyakini mampu menyelamatkan dampak buruk karbondioksida lima kali lipat dibandingkan dengan hutan pegunungan, seperti di Sembalun, sehingga hutan mangrove harus dijaga dan dirawat demi menyelamatkan bumi dari Polusi udara,” pungkasnya. (Rji)