Awalnya suatu pagi saya kedatangan seorang sahabat, saat itu saya sedang duduk diteras menikmati hari libur ditemani segelas kopi panas diiringi para musisi alam yang melantunkan kicauan dipepohonan. Rasanya tidak lengkap ketika pagi bagi saya yang masih memiliki bad habit, jika tidak melinting kertas putih tipis berisi tembakau rajang hasil produksi para petani lokal di Pulau Lombok ini. Berbeda dengan sahabat saya yang tidak mau repot dengan kegiatan kecil yang sudah menjadi kebiasaan ini, dia berfikir cukup simple dengan mengganti rokok batangan dengan vape, yang kini sedang viral di kalangan anak muda milenial. Yah boleh juga, tidak perlu repot melinting atau mencari korek, rokok model vape ini bisa dihisap kapan saja jika diperlukan.

Sebagai perkenalan kepada pembaca, sahabat saya ini bisa dikatakan seorang seniman, karena karya-karyanya banyak melibatkan kuas, cat, kanvas dan dia juga suka dengan karya sastra. Ada lagi keahliannya, dulu karya film pendeknya pernah memenangkan sebuah event tingkat nasional dan berhasil juara 1 mengalahkan penggiat film di Indonesia, hebat kan. Namun belakangan dia mengidap schizophrenia, mungkin karena perasaannya yang cukup halus dan sensitive, maklumlah seniman.

Tapi sekarang keadaannya sudah mulai membaik, pembaca tahu kan schizophrenia? Sederhananya penyakit ini membuat penderitanya berhalusinasi tinggi, bertingkah aneh karena semua benda bisa berbicara sehingga perlu ditangani serius. Ahli kedokteran pun sampai hari ini menyebutnya penyakit aneh, karena belum ada obat yang bisa menyembukhkan. Itulah sekilas dari sahabat saya, yang saat itu asyik duduk didepan saya.

Sambil berbincang kecil tentang kabar keseharian, tiba-tiba dia menceritakan mimpi semalam, sebuah tulisan dalam mimpi yang membuatnya sontak terbangun, “13 Jalan Pertolongan, Dealova,” katanya sambil meminta saya menanggapinya. Buat saya mimpi itu hanya sekedar lintasan yang bisa saja hadir dalam kondisi tidak sadar saat tertidur, jadi saya tanggapi biasa saja. Tapi dia terus berusaha mengajak saya menemukan tafsir mimpinya, memaknai kata demi kata dan memulainya dengan memilih kata dealova.

Kata yang mudah menurut saya, familier karena rasanya sering saya dengarkan. Sebuah judul lagu yang pernah dipolulerkan oleh Once, penyayi rock yang bergabung dengan band tersohor di negeri ini, Dewa 19. Baru saya tahu, syair dari lagu itu ternyata lagu religi, yang menceritakan cinta seorang hamba kepada tuhan.  Tidak hanya itu, rasa penasaran membuat saya memutuskan berselancar didunia maya, dan menemukan makna dealova dari sebuah novel italia yang sangat terkenal.

Perbincanganpun semakin hangat, hingga akhirnya membawa kami kepada sebuah perenungan yang mengarahkan kepada rukun sholat yang jumlahnya 13. Kamipun semakin penasaran dan mengingat-ingat satu persatu; 1.) Berdiri bagi yang mampu, 2) takbiiratul-Ihraam, 3) membaca Al-Fatihah pada setiap rakaatnya, 4) ruku’, 5) I’tidal setelah ruku’, 6) sujud dengan anggota tubuh yang tujuh sebanyak dua kali dengan tuma’ninah, 7) duduk di antara dua sujud, 8) Thuma’ninah (Tenang) dalam semua amalan, 9) tertib rukun-rukunnya, 10) tasyahhud Akhir,  11) duduk untuk Tahiyyat Akhir, 12) shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 13) Salam dua kali.

Alhamdulillah, semoga ini menjadi petunjuk dari yang maha kuasa untuk memulai tahun baru dengan semangat yang lebih positif dan selalu mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Penulis: Amaq Ale